Info Terbaru 2022

Mengoptimalkan Ketrampilan Siswa

Mengoptimalkan Ketrampilan Siswa
Mengoptimalkan Ketrampilan Siswa
Dengan banyaknya acara yang melibatkan ketrampilan siswa dalam pembelajaran bisa mengoptimalisasi dan mengasah ketrampilan siswa, memotivasi diri siswa.
Hari Jumat, tanggal 31 Oktober 2014, siswa-siswi kelas 4C SD Islam Terpadu Al Ittihad Rumbai melaksanakan acara menciptakan kreasi map dari materi bekas yang di daur ulang. Kegiatan ini berkenaan dengan pembelajaran yang ada pada kurikulum 2013 kelas 4 tepatnya Tema 4 Subtema 2 pembelajaran 3. Kegiatan ini selayaknya dilakukan pada hari Rabu yang lalu, namun alasannya ialah acara di sekolah diisi dengan peringatan 1 Muharram, maka pembelajaran pada hari pertama ditunda, dan alhasil dilakukan pada hari Selasanya.

Untuk menghemat dan memanfaatkan waktu pembelajaran yang masih tersisa, maka penulis yang kebetulan bertugas sebagai Guru Kelas di kelas 4C tahun pemikiran 2014 ini memutuskan untuk memadatkan pembelajaran yaitu dengan melaksanakan pembelajaran melalui penelusuran poin-poin inti pada kompetensi dasar mana saja yang penting yang bisa eksklusif diterapkan dan diberikan kepada siswa.

Anak-anak kelihatan sangat antusias dalam melaksanakan acara menciptakan map ini, alasannya ialah begitu padatnya materi atau materi pembelajaran, menciptakan siswa agak sedikit longgar dan lega dengan melaksanakan acara berkreasi menciptakan map sebagai kawasan hasil lembaran kerja mereka nantinya.

Dari acara ini terlihat dengan terang bahwa bawah umur SD kelas 4 terutama yang berada pada jenjang sekolah dasar, sampaumur ini masih belum mempunyai ketrampilan yang sangat baik dalam menciptakan sebuah hasil karya. Hanya beberapa siswa saja yang bisa menuntaskan kreasi mapnnya hingga tuntas dan selesai, dan tentu saja tanpa dukungan dari gurunya.

Sementara itu disisi lain masih ada beberapa anak yang merasa kewalahan, dan kurang mempunyai inspirasi untuk bisa memecahkan masalahnya sendiri, hal ini bisa dilihat dari begitu banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang terlontar dari siswa untuk meminta dukungan dari guru atau teman-temannya. Padahal petunjuk serta langkah kerja sudah sangat terang diberikan kepada mereka.

Dari beberapa hal serta tantangan yang sering ditemui siswa dalam berkreasi ialah kurangnya inisiatif siswa untuk bisa menuntaskan pekerjaannya sendiri secara mandiri. Kepedulian terhadap kerapian susunan alat-alat kerjanya pun masih jarang terlihat. Hal ini seakan memperlihatkan bahwa ketrampilan siswa selama ini memang kurang terasah dengan baik.

Jika ditelaah lebih lanjut, munculnya duduk kasus ini bisa saja selama ini bawah umur hanya sering dibebani oleh tugas-tugas yang sifatnya hanya menyebarkan segi kognitifnya saja yaitu dengan begitu banyaknya materi yang harus dikuasai oleh siswa, sementara teladan pembelajaran yang mengedepankan kemampuan untuk mengasah ketrampilan masih sangat sedikit dan membutuhkan waktu yang agak lama.

Dengan bergantinya kurikulum KTSP menuju kurikulum 2013, kegiatan-kegiatan yang melibatkan ketrampilan-ketrampilan siswa mulai tampak walaupun belum optimal. Paling tidak perjuangan pemerintah untuk mencerdaskan anak bangsa patut dihargai dan dilaksanakan dengan baik, sejauh kurikulum ini masih dipandang faktual oleh pelaku pendidikan.

Barangkali ada banyak faktor lain yang mensugesti kecerdasan dan kemampuan ketrampilan para penerima didik tersebut, selain dampak penerapan kurikulum, kemampuan sumber daya insan yang ada di sekolah, lingkungan keluarga, masyarakat dan sosial kawasan siswa berbaur juga sangat memilih dalam pembentukan abjad siswa yang terampil.

Syukur Alhamdulillah, selang beberapa jam kemudian, barulah mulai banyak siswa yang bisa menuntaskan pekerjaannya dengan berdikari tanpa dibantu oleh gurunya.

Kreasi siswapun selesai dengan sempurna, walaupun masih ada 2-3 orang siswa yang memang belum bisa menyelesaikannya. Mudah-mudahan dengan banyaknya acara yang melibatkan ketrampilan siswa dalam pembelajaran di kurikulum 2013, setidaknya bisa mengoptimalisasi dan mengasah ketrampilan siswa, memotivasi diri siswa untuk bisa lebih terampil dalam mengerjakan tugas-tugas apapun yang melibatkan keahlian atau skill.

Dari pembelajaran ini sanggup ditarik kesimpulan bahwa perlu adanya dorongan maupun dukungan yang berpengaruh dari segala pihak untuk senantiasa membiasakan bawah umur supaya mau mengasah ketrampilan mereka, baik adaptasi teladan asuh dari rumah maupun keterlibatan aktif dari para orang tua/wali murid, dan lingkungan kawasan mereka tinggal. Dan kepada pihak sekolah maupun para stakeholder lainnya hendaklah berperan aktif dalam perjuangan peningkatan mutu pendidikan bawah umur terutama pada jenjang sekolah dasar dan memperlihatkan perhatian yang tinggi terhadap kualitas pendidikan mereka sehingga kelak mereka bisa menjadi insan yang beriman, cerdas, dan terampil dalam kehidupannya.

*) Ditulis oleh Delta Nia, S.Pd, M.Pd. Guru SDIT Al Ittihad Rumbai-Pekanbaru
Advertisement

Iklan Sidebar