Tidak ada lagi siswa sekolah dasar yang tinggal kelas atau tidak naik. kelas. |
Penilaian rapor sekolah dasar berbentuk deskripsi untuk menilai sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa akseptor didik. Rapor berubah, tidak lagi berisi angka-angka. Hal itu dikatakan Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Ramon Mohandas, ”Penilaian di SD tidak ada angka, tetapi narasi,” katan Ramon sebelum Rapat Koordinasi Persiapan Implementasi Kurikulum 2013 dan Ujian Nasional 2014 yang kutip dari Kompas (02/12/2013).
Untuk memperkenalkan sistem yang gres ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah melakukan pelatihan untuk guru pendamping yang turun ke lapangan. Para guru dijelaskan bentuk rapor, cara penilaian, dan tunjangan angka. Tahun ini training diikuti 6.000 sekolah dasar dan akan bertambah menjadi 150.000 sekolah dasar pada tahun depan.
Penilaian narasi dalam rapor harus memakai bahasa aktual sebab usia anak yang masih dalam batasan usia emas. Penilaian narasi juga harus bisa memotivasi anak untuk meningkatkan kemampuannya. Hal itu ditambahkan oleh Kepala Unit Implementasi Kurikulum Kemdikbud, Tjipto Sumadi. ”Selama ini bila anak diberi nilai lima atau nilai merah, justru kurang baik dari sisi psikologis anak,” kata Tjipto.
Advertisement