Info Terbaru 2022

Jadilah Guru Yang Merdeka, Tidak Terlalu Patuh Pada Kurikulum

Jadilah Guru Yang Merdeka, Tidak Terlalu Patuh Pada Kurikulum
Jadilah Guru Yang Merdeka, Tidak Terlalu Patuh Pada Kurikulum
Guru kita itu patuh betul sama kurikulum Jadilah Guru yang Merdeka, Tidak Terlalu Patuh Pada Kurikulum
Guru kita itu patuh betul sama kurikulum. Jadilah guru yang merdeka.

Guru di Indonesia dinilai terlalu terpaku pada kurikulum. Hal ini dikatakan Ketua Dewan Pengawas Federasi Serikat Guru Indonesia ( FSGI) Retno Listyarti.

"Guru kita itu patuh betul sama kurikulum. Padahal kurikulum itu kayak hidangan makan siang yang sanggup kita pilih," kata Retno yang kutip dari Kompas.

Ia menjelaskan, materi pelajaran dalam kurikulum banyak yang ia sebut sebagai "sampah" sehingga hanya menjadi beban bagi murid. Banyaknya materi yang harus dipelajari mengakibatkan beban siswa semakin berat dan menjadikan stres.

"Artinya kurikulum kita ini bergotong-royong sarat beban. Bahkan banyak pengetahuan sampah yang tidak perlu di dalam kurikulum kita, sehingga kasihan anak kita dididik dengan cara menyerupai itu," kata Retno.

Ia berpesan biar para guru menjadi lebih merdeka dan kreatif. Menurut pandangannya, seorang guru seharusnya sanggup memilah-milah materi mana yang perlu didalami dan mana yang perlu untuk diketahui tanpa perlu didalami.

"Jadilah guru yang merdeka, jadilah guru yang menentukan poin mana yang perlu tahu atau cukup tau dengan membaca, yang tidak perlu didalami. Seharusnya guru itu kreatif kurikulum," ujar Retno.

Selain itu, seiring dengan revolusi industri 4.0, diperlukan referensi pikir para guru juga ikut berevolusi. Seorang guru seharusnya tetap sanggup mengajar dengan baik dan menjadi pengajar yang berkualitas.

Baca juga: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Retno berpendapat, meski menteri berganti, kurikulum berganti, sampai jikalau tidak ada kurikulum sekalipun guru tetap sanggup mendidik. Untuk mewujudkannya, FSGI mendorong diadakannya pembinaan yang berkualitas bagi para pengajar.

"Kami mendorong pelatihan, tapi dipetakan dulu, jangan asal menghabiskan uang proyek, tapi bagaimana guru-guru diberi pembinaan yang berkualitas, sistematis," tegasnya.
Advertisement

Iklan Sidebar