Info Terbaru 2022

Dampak Kurikulum Gres Un Sd Sanggup Ditiadakan

Dampak Kurikulum Gres Un Sd Sanggup Ditiadakan
Dampak Kurikulum Gres Un Sd Sanggup Ditiadakan
Draf isi kurikulum baru yang sudah dipaparkan, membawa banyak perubahan perubahan. Untuk jejang sekolah dasar (SD) kurikulum gres yang berbasis tematik integratif ini hampir merombak keseluruhan sistem pembelajaran. Mendikbud M. Nuh mengaku untuk penyusunan kurikulum tingkat SD banyak terjadi perdebatan dan beda pendapat di dalam tim. Tapi disepakati satu bahwa pada jenjang SD, pendekatan proses belajarnya, dengan cara tematik integratif.

Kurikulum gres SD yang November ini masuk tahap uji publik ini meengurangi jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6 yaitu Agama, PPKn, Matematika, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, serta Seni Budaya. Sedangkan IPA dan IPS akan diintegrasikan dengan 6 mapel lainnya. Kurikulum yang akan diterapkan mulai tahun pedoman gres 2013 itu mengakibatkan Pramuka sebagai ekstra kurikuler wajib.

Salah satu efek dari perubahan kurikulum dengan sistem pembelajaran berbasis tematik integratif ialah konsistensi Ujian Nasional (UN). Menurut Anggota Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP), Teuku Ramli Zakaria, ada kemungkinan UN ditiadakan pada tingkat SD. Tetapi sanggup juga UN SD tetap berlanjut dengan contoh dan cara yang berbeda dari yang selama ini dijalankan.

"Bisa jadi tidak ada UN. Tapi sanggup juga UN tetap ada dengan kisi-kisi UN dari nasional tapi soal dibentuk oleh sekolah," kata Ramli

M Nuh sendiri sebelumnya juga pernah menyampaikan bahwa UN untuk tingkat SD seiring diterapkannya kurikulum gres SD pada Juni 2013 mendatang ini masih dibahas. Tapi kemungkinan UN untuk SD sanggup ditiadakan melihat sistem pembelajaran yang baru, yaitu berbasis tematik integratif.

Dengan pendekatan tematik integratif ini, belum dewasa tingkat SD akan mencar ilmu sesuai dengan tema yang dipilih oleh gurunya secara teratur tiap minggu. Tema yang diangkat tersebut akan menjadi aktivis mata pelajaran yang lain. Pendekatan ini membutuhkan kompetensi dan kreatifitas guru. (/KS)
Advertisement

Iklan Sidebar